Wednesday, July 27, 2011

Para Pemadu Dosa : To Die



Bermula di tahun 1998 ketika 3 orang siswa satu SMU : Indra a.k.a Menuz, Rossi serta Anton, yang menemukan kesamaan interest dengan musik punk rock. Akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan sebuah band punk rock yang awalnya mengkover Green Day, dengan nama TODAY IS CHAOS, dinamakan sesuai dengan keadaan di Indonesia pada saat itu.
Waktu pun terus berjalan, sampai di tahun 1999 dimana mereka berpisah untuk melanjutkan kuliah di kampus yang berbeda.

Salah satu dari mereka, Indra a.k.a Menuz kemudian berniat melanjutkan kembali proyek musik ini bersama teman kuliahnya yaitu Noerhana, Adit serta Koes. Disepakati untuk menyingkat nama band nya menjadi TODAY. Seiring berjalannya waktu, terjadi bongkar pasang personil yang berujung pada perubahan sound pada musik mereka menjadi lebih berat. Akhirnya di sepakati untuk mengubah lagi nama band tersebut menjadi TO DIE dan mencoba mengeksplorasi sound sound Hardcorepunk dan varian-variannya. Tercatat beberapa orang pernah dan masih menjadi personil band ini, sebut misalnya: Negro (Ambyar, DPMB, Death Control, Scumbags, dll), Robi (Snack Oi!, Death Control, Scumbags), Fredi (Fullmoons, Human Chaos), Kething (LWLW, Kikil Jenazah, Difficulties Brain), Wahyox (Youth Of Struggle), Desi, Bendhot (First kids, Reason 2 Die, Baby's Sexy), Yudha (Afterdie, Wicked Suffer, Manhere), Aan (Stand 2 Defense, Dragdown, Black Sunday), Anggi (The Last Destination, Dragdown), Wisnu/kempol (Sleepless angel, DSHC), Dwi (Through Out) dll.

Setelah merekam demo 1999 serta demo 2000 yang belum pernah diedarkan walaupun beberapa lagu nya sempat di ikutkan di beberapa kompilasi lokal, akhirnya di tahun 2001 mereka merilis sebuah demo yang berujung dirilis oleh label milik sang vokalis, Relamati Records di tahun 2002. Kemudian berlanjut dengan rilisan split album dengan band Hardcore dari Malang, Shout Revolt masih di label yang sama. Dimulailah perjalanan band yang di kemudian hari dikenal sebagai band penebar rilisan split album. Tercatat mereka telah merilis split album bersama band dari USA, Kanada, Finlandia, Brazil,Ekuador, Malaysia, Italia, Perancis, Jerman ,Bulgaria, Polandia, New Zealand sampai ke benua Arab, Maroko di bawah beberapa label lokal maupun internasional.

Beberapa tour pun pernah di gelar untuk mempromosikan album-album mereka di kota-kota seperti: Solo, Bandung, Pekalongan, Jakarta, Bogor, Surabaya, Kediri, Malang, Wates, Blitar dsb.

Pada tahun 2007 pun mereka sempat merencanakan untuk melakukan tour ke Malaysia dan Singapura tetapi terpaksa di batalkan karena bassist serta gitaris mereka mendapatkan masalah dengan yang berwajib, yang berujung pada meringkuknya sang bassist di hotel prodeo.

Seperti umumnya sebuah band yang telah lama berdiri, terjadi beberapa perbedaan interest maupun hal personal lainnya yang berujung pada pergantian personil sampai kemudian di sepakati bersama untuk mengubah konsep TO DIE dari sebuah band menjadi semacam wadah workshop kolektif para musisi dimana semua orang yang tertarik bergabung, bebas untuk bisa berkolaborasi di bawah nama TO DIE.

Hal tersebut mengakibatkan beberapa konsekuensi di antaranya personel band sendiri tidaklah harus selalu tetap orang orang itu saja sehingga hal ini juga mengakibatkan musikalitas TO DIE bisa berubah fleksibel sesuai dengan karakter musisi yang berkolaborasi di dalamnya walaupun tentu saja basic musik dan attitude band ini tetaplah berakar pada Hardcorepunk. Tercatat beberapa musisi/band pernah berkolaborasi dengan mereka, baik di stage maupun di rekam di rilisan, seperti: Snack Oi!, DJ Umma Guma, The Frankenstone, LWLW, The Petualangan Sherina, Djin Dan Djoen, Mati Gabah Jasus dan DE(Bandung), Individual Distortion (Jakarta), Bestial Vomit (Italia), Manual (Surabaya) , patogenik ( Sungai Penuh, Jambi) dll.

Dari segi lirik, band ini bukanlah tipikal band Hardcorepunk yang melulu terjerumus ke dalam penulisan lirik yang politikal, anthemic ataupun scene stuff tetapi mereka mencoba meleburkan puisi sastra dengan kehidupan personal untuk di jadikan inspirasi dalam penulisan lirik mereka yang kebanyakan absurd.Karena menurut mereka: personal adalah politikal. di beberapa rekaman mereka meniadakan lirik serta judul lagu. To Die secara sadar mulai terjerumus ke ranah musik lain mulai dari noise, elektronika sampe breakcore.

Dari kesemua bentuk perubahan musikalitas yang telah dijalani To Die, ada beberapa hal yang lumayan 'lucu'. Kenapa saya bilang 'lucu', karena To Die memang benar-benar berbeda dari kebanyakan band hardcorepunk sejenis di Yogyakarta. Karena jika kamu pernah menyaksikan To Die secara live, maka secara langsung kamu akan melihat raut muka kebingungan dari setiap para penonton yang sedang menyaksikan penampilan To Die. Atau, malah kamu sendiri yang bingung?. Semua hal yang dirilis To Die sangatlah berbeda maka dari itu siapapun saja yang memiliki satu atau dua atau lebih lagi rilisan dari To Die, dia adalah orang yang benar-benar paham akan arti dari hardcore punk secara mendasar.

If you don't understand what I mean, then just bang yer head to the wall freaks!

Written by Mati Gaya and Sobafreak.

No comments:

Post a Comment